Dari Suhaib RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh menakjubkan bagi orang yang beriman, keranana segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mu'min: Yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, kerana (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, kerana (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya." (HR. Muslim)
Kesabaran merupakan salah satu ciri pada orang yang bertaqwa kepada Allah SWT. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahawa kesabaran adalah separuh daripada keimanan. Sabar memiliki kaitan yang tidak mungkin dipisahkan dari keimanan: Kaitan antara sabar dengan iman, adalah seperti kepala dengan jasadnya. Tidak ada keimanan yang tidak disertai kesabaran, sebagaimana juga tidak ada jasad yang tidak memiliki kepala. Oleh kerana itulah Rasulullah SAW menggambarkan tentang ciri dan keutamaan orang yang beriman sebagaimana hadits di atas.
Kesabaran sesungguhnya memiliki dimensi yang lebih pada pengalahan terhadap hawa nafsu yang terdapat dalam jiwa insan. Dalam berjihad, sabar diaplikasikan dengan melawan hawa nafsu yang menginginkan agar dirinya duduk dengan santai dan tenang di rumah. Justru ketika ia berdiam diri itulah, sesungguhnya ia belum dapat bersabar melawan tantangan dan memenuhi panggilan Ilahi.
Sabar juga memiliki dimensi untuk mengubah sesuatu keadaan, baik yang bersifat pribadi mahupun sosial, menuju perubahan agar lebih baik dan baik lagi. Bahkan seseorang dikatakan dapat dikatakan tidak sabar, jika ia menerima sesuatu yang buruk, pasrah dan menyerah begitu saja. Sabar dalam ibadah diaplikasikan dalam bentuk melawan dan memaksa diri untuk bangun dari tempat tidur, kemudian berwudhu' lalu berjalan menuju masjid dan malaksanakan solat secara berjamaah. Oleh itu, sabar tidak boleh jika hanya dimaksudkann dengan satu sifat pasif, namun ia memiliki nilai keseimbangan antara sifat aktif dengan sifat pasif.
0 comments:
Post a Comment